Posted by : Unknown
Selasa, 11 Februari 2014
“Didiklah anakmu sesuai dengan jamannya, Karena mereka hidup bukan di jamanmu”
Itulah quote tekenal dari Ali Bin Abi
Thalib RA, khalifah ke-4 umat islam yang terkenal dengan kepintaran,
kejujuran dan juga kesetiaannya terhadap Rasulullah SAW.
Seperti sudah kita pahami bahwasannya
mendidik dan membesarkan anak adalah amanah dari Allah SWT yang harus
dijalankan dengan sebaik- baiknya. Banyak hal yang harus diperhatikan
untuk menentukan pola pendidikan yang terbaik bagi masing-masing anak,
apalagi mereka tidak hidup di jaman dahulu.
Menurut Ali bin Abi Thalib Ra. ada tiga pengelompokkan dalam cara memperlakukan anak:
1. Kelompok 7 tahun pertama (usia 0-7 tahun), perlakukan anak sebagai raja.
2. Kelompok 7 tahun kedua (usia 8-14 tahun), perlakukan anak sebagai tawanan.
3. Kelompok 7 tahun ketiga (usia 15-21 tahun), perlakukan anak sebagai sahabat.
ANAK SEBAGAI RAJA (Usia 0-7 tahun)
Melayani anak dibawah usia 7 tahun dengan
sepenuh hati dan tulus adalah hal terbaik yang dapat kita lakukan.
Banyak hal kecil yang setiap hari kita lakukan ternyata akan berdampak
sangat baik bagi perkembangan prilakunya, misalnya :
>> Bila kita langsung menjawab dan
menghampirinya saat ia memanggil kita- bahkan ketka kita sedang sibuk
dengan pekerjaan kita – maka ia akan langsung menjawab dan menghampiri
kita ketika kita memanggilnya.
>>Saat kita tanpa bosan mengusap
punggungnya hingga ia tidur, maka kelak kita akan terharu ketika ia
memijat atau membelai pngung kita saat kita kelelahan atau sakit.
>> Saat kita berusaha keras menahan
emosi di saat ia melakukan kesalahan sebesar apapun, lihatlah
dikemudian hari ia akan mampu menahan emosinya ketika adik/ temannya
melakukan kesalahan padanya.
Maka ketika kita selalu berusaha sekuat
tenaga untuk melayani dan menyenangkan hati anak yang belum berusia
tujuh tahun, insya Allah ia akan tumbuh menjadi pribadi yang
menyenangkan, perhatian dan bertanggung jawab. Karena jika kita
mencintai dan memperlakukannya sebagai raja, maka ia juga akan mencintai
dan memperlakukan kita sebagai raja dan ratunya.
ANAK SEBAGAI TAWANAN (usia 8-14 tahun)
Kedudukan seorang tawanan perang dalam
islam sangatlah terhormat, Ia mendapatkan haknya secara proporsional,
namun juga dikenakan berbagai larangan dan kewajiban. Usia 7-14 tahun
adalah usia yang tepat bagi seorang anak bagi seorang anak untuk
diberika hak dan kewajiban tertentu.
Rasulullah SAW mulai memerintahkan seoang
anak untuk sholat wajib pada usia 7 tahun, dan memperbolehkan kita
memukul anak tersebut (atau mengukum dengan hukuman seperlunya) ketika
iIa telah berusia 10 tahun namun meninggalkan sholat. Karena itu usia
7-14 tahun adalah saat yang tepat dan pas bagi anak-anak kita untuk
diperkenalkan dan diajarkan tentang hal-hal yang terkait dengan
hukum-hukum agama, baik yang diwajibkan maupun yang dilarang, seperti:
>> Melakukan sholat wajib 5 waktu
>> Memakai pakaian yang bersih, rapih dan menutup aurat
>> Menjaga pergaulan dengan lawan jenis
>> Membiasakan membaca Al-Qur’an
>> Membantu pekerjaan rumah tanngga yang mudah dikerjakan oleh anak susianya
>> Menerapkan kedisiplinan dalam
kegiatan sehari-hari Reward dan punishment (hadiah/penghargaan/ pujian
dan hukuman/teguran) akan sangat pas diberlakukan pada usia 7 tahun
kedua ini, karena anak sudah bisa memahami arti dari tanggung jawab dan
konsekuaensi.
Namun demikian, perlakuan pada setiap anak tidak harus sama kerena every child is unique (setap anak itu unik)
ANAK SEBAGAI SAHABAT (usia 15-21 tahun)
Usia 15 tahun adalah usia umum saat anak
menginjak akil baligh. Sebagai orang tua kita sebaiknya memposisikan
diri sebagai sahabat dan memberi contoh atau teladan yang baik seperti
yang diajarkan oleh Ali bin Abi Thalib Ra.
>> Berbicara dari hati ke hati
Inilah saat yang tepat untuk berbicara dari hati ke hati dengannya,
menelaskan bahwa ia sudah remaja dan beranjak dewasa.
Perlu dikomunikasikan bahwa selain
mengalami perubahan fisik, Ia juga akan mengalami perubahan secara
mental, spiritual, sosial, budaya dan lingkungan, sehingga sangat
mungkin akan ada masalah yang harus dihadapinya. Paling penting bagi
kita para orang tua adalah kita harus dapat membangun kesadaran pada
anak-anak kita bahwa pada usia setelah akil baliqh ini, ia sudah
memiliki buku amalannya sendiri yang kelak akanditayangkan da diminta
pertanggung jawabannya oleh Allah SWT.
>> Memberi Ruang Lebih Setelah
measuki usia akil BAliqh, anak perlu memiliki ruang agar tidakmerasa
terkekang, namun tetap dalam pengawasan kita.
Controlling tetap harus dilakukan tanpa
bersikap otoriter dan tentu saja diiringi dengan berdo’a untuk kebaikan
dan keselamatannya. Dengan demikian anak akan merasa penting, dihormati,
dicintai, dihargai dan disayangi. Selanjutnya, Ia akan merasa percaya
diri dan mempunyai kepribadian yang kuat untuk selalu cenderung pada
kebaikan dan menjauhi perilaku buruk.
>> Mempercayakan tanggung jawab
yang lebih berat. Waktu usia 15- 21 tahun ini penting bagi kita untuk
memberinya tanggung jawab yang lebih beratdan lebih besar, dengan begini
kelak anak- anak kita dapat menjadi pribadi yang cekatan, mandiri,
bertanggung jawab dan dapat diandalkan.
Contoh pemberian tanggung jawab pada usia
ini adalah seperti memintanya membimbing adik- adiknya, mengerjakan
beberapa pekejaan yang biasa dikerjakan oleh orang dewasa, atau mengatur
jadwal kegiatan dan mengelola kuangannya sendiri
>> Membekali anak dengan keahlian hidup.
Rasulullah SAW bersabda, “Ajarilah
anak-anak kalian berkuda, berenang dan memanah” (Riwayat sahih Ima
Bukhari dan Imam Muslm) Secara harfiah, olah raga berkuda, berenang dan
memanah adalah olah raga yang sangat baik untuk kebugaran tubuh.
Sebagian menafsirkan bahwa berkuda dapat pula diartikan mampu
mengendarai kendaraan (baik kendaraan darat, laut, udara). Berenang
dapat disamakan dengan ketahanan dan kemampuan fisik yang diperlukan
agar menjadi muslim yang kuat. Sedangkan memanah dapat pula diartikan
sebagai melatih konsentrasi dan fokus pada tujuan.
Di era modern, sebagian pakar memperluas tafsiran hadist diatas sebagai berikut :
>Berkuda = Skill of Life, memberi
keterampilan atau keahlian sebagai bekal hidup agar memiliki rasa percaa
diri, jiwa kepemimpinan dan pengendalian diri yang baik.
> Berenang = Survival of Live ,
mendidik anak agar selalu bersmangat, tidak mudah menyerah dan tegar
dalam menghadapi masalah.
> Memanah = Thingking of Life,
mengajarkan anak untuk membangun kemandirian berpikir, merencanakan masa
depan dan menentukan target hidupnya.
Semoga saja kita para orang tua, guru,
dan orang dewasa lainnya dapat memberikan perlakuan yang tepat pada
anak-anak, siapapun mereka, dari manapun mereka berasal, dan dimanapun
mereka berada, karena anak-anak adalah tanggung jawab orang dewasa di
sekitarnya.
http://sansrise.wordpress.com
http://sansrise.wordpress.com
- Back to Home>
- Parenting Ala Ali Bin Abi Thalib